Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori Sinyal
(Signalling Theory)
Teori
signaling menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan
memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan
perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Hartono,2005).
Agar
sinyal tersebut baik maka harus dapat ditangkap pasar dan dipresepsikan baik
serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang memliki kualitas yang buruk
(Mengginson dalam Hartono,2005).
Dengan
demikian, semakin panjang jangka waktu audit laporan keuangan menyebabkan
pergerakan harga saham tidak stabil, sehingga investor mengartikannya sebagai
audit delay karena perusahaan tidak segera mempublikasikan laporan keuangan,
yang kemudian berdampak pada penurunan harga saham perusahaannya
Teori Signal menurut
para ahli
Menurut
Jama’an (2008) Signaling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya
sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal
ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi
lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan
lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer
untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui
laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang
menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan
melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan
dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate.
Menurut
Maria Immaculatta (2006) kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas
informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas
informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul
ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di
masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi yang berupa
pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan diharapkan dapat
menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan menggambarkan
kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki.
Menurut
Hapyani P, N, yang dikutip dari Ross, dalam membangun signaling teori
berdasarkan adanya assimetric information antara well-informed maneger dan
poo-informed stockholder. Teori ini berdasarkan pemikiran bahwa menejer akan
mengumumkan kepada investor ketika mendapatkan informasi yang baik, bertujuan
menaikan nilai perusahaan, namun ivestor tidaka akan mempercayai tersebut,
karena menejer merupakan interest parti. Solusinya perusahaan bernialai tinggi
akan berusaha melaukan signaling pada financial policy mereka yang memakan
biaya besar sehingga tiadak adap ditiruoleh perusahaan yang memiliki nialai
lebih rendah.
Signal adalah proses yang memakan biaya berupa deadweight costing, bertujuan
untuk menyakinkan investor tentang nilai peruahaan. Signal yang baik adalah
yang tidak dapat ditiru oleh perusahaan lain yang memeiliki nilai lebih redah,
karena faktor biaya.
Contoh Kasus Signalling
Theory
Salah
satu contoh yang diberikan oleh Ross adalah tingkat laveragge perusahaan, yaitu
perusahaan yang besar akan membuat insentif yang mendorong mereka mengambil
laveragge tinggi. Hal ini tidak akan dapat diikuti oleh perusahaaan yang lebih
kecil, karena mereka akan lebih rentan mengalami kebangkrutan. Hal ini akan
menciptakan separating equilibrium yaitu dimana perusahaan yang memiliki nilai
perusahan yang lebih tinggi akan menggunakan lebih banyak hutang dan perusahaan
yang memiliki nilai yang lebih rendah akan lebih banyak menggunakan equity.
Teori ini akan mengungkapkan bahwa investor dapat membedakan antara perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang memiliki nilai rendah dengan mengobservasi kepemilikan struktur pemodalannya serta menandai valuasi tinggi untuk perusahaan yang hightly levered. Ekuilibrium stabil karena perusahaan bernilai rendah tidak dapat meniru perusahaan yang lebih tinggi.
Kelebihan signalling
theory
Kelebihan
teori ini adalah kemampuan menjelaskan mengapa terjadi peningkatan harga saham
sebagai tanggapan terhadap peningkatan financial leverage. Kelemahan dari model
ini adalah ketidakmampuan dalam menjelaskan hubungan kebalikan antara
profitabilitas dan laveragge. Kelemahan lain adalah tidak dapat menjelaskan
mengapa perusahaan yang memiliki potensi pertumbuhan dan nilai intangible asset
tinggi harus menggunakan lebih banyak hutang dari pada perusahaan yang mature
(tangible asset tinngi) yang tidak menggunakan hutang, akan tetapi didalam
teori diperlukan untuk mengurangi efek dari ketidaksimetrisan informasi.
Komentar
Posting Komentar